Meneladani Sikap Kepahlawanan Frans Kaisiepo

SALAM PRAMUKA!

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Meneladai Sikap Frans Kaisiepo.
Pahlawan adalah tokoh yang sudah berjasa terhadap Bangsa kita. Maka dari itu kita sebagai penerus Bangsa harus meneladani sikap sikap dari pahlawan, serta meneruskan perjuangan mereka. 

Di era Milenial ini, masih banyak yang belum sadar, terutama para penerus Bangsa yang memiliki tanggung jawab terbesar akan hal tersebut. Nah, bagaimana kita menyikapi jasa-jasa mereka? tentu itu bukan hal yang mudah, karena adanya globalisasi, para pemuda-pemudi Indonesia lebih tertarik untuk mengikuti trend di berbagai belahan dunia.

Hari ini kita akan membahas "Bagaimana Kita Mengharagai Perjuangan Frans Kaisiepo". 

Kisah Frans Kaisiepo.
Frans Kaisiepo (lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921 – meninggal di Jayapura, Papua, 10 April 1979 pada umur 57 tahun) adalah pahlawan nasional Indonesia dari Papua. Frans terlibat dalam Konferensi Malino tahun 1946 yang membicarakan mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Ia mengusulkan nama Irian, kata dalam bahasa Biak yang berarti tempat yang panas. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur Papua antara tahun 1964-1973.[1] Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Jayapura. Untuk mengenang jasanya, namanya diabadikan sebagai nama Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak Selain itu namanya juga di abadikan di salah satu KRI yaitu KRI Frans Kaisiepo.[2] 

Dari kisah di atas kita bisa menyimpulkan bawha, "Tidak mudah memperjuangkan Bangsa dan Negara".

Cara Menghargai Jasa Frans Kaisiepo:
1. Menjadikan tokoh tersebut di mata uang (RP. 10.000) pada tanggal 19 Desember 2016.
2. Melaksanakan upacara bendera dengan khidmat.
3. Rela berkorban.
4. Rajin belajar.
5. Mengisi kemerdekaan dengan Hal-Hal yang positif.

Cara Membentuk Karakter Pendidikan Kepahlawanan


   Pendidikan karakter yang dimulai dari keluarga sejak usia dini dengan meneladani nilai-nilai kepahlawanan, seperti menjunjung tinggi nilai kejujuran, kerja keras, pantang menyerah dan disiplin.

    Etos kerja yang dibutuhkan untuk mengisi kemerdekaan ini dengan pembangunan untuk mewujudkan kemakmuran masyarakat yang adil dan merata di segala bidang di seluruh penjuru nusantara sesuai dengan Nawacita yang dicanangkan Presiden RI.

   Pendidikan Karakter yang dimulai dari lingkungan keluarga kemudian dipupuk di lingkungan sekolah, contohnya melalui gerakan Pramuka yang memberikan banyak pengetahuan dan ketrampilan pada generasi muda agar terbentuk generasi yang berkarakter Pancasilais yang Religius dan Nasionalis.

Wassalamualaikum Wr.Wb.



 



 
 

Komentar

Posting Komentar